Peserta Pelatihan STEM dari SMP IT Al-Kautsar dan Perwakilan Sekolah dari Kabupaten Bengkalis, Siak, Kampar dan Rohul Kunjungi Projek UMKM Binaan PT Pertamina Hulu Rokan

Dalam rangka mempelajari STEM Lokal konteks dan program sekolah yang mendukung Sustainable Development Goals (SDGs), pada pelatihan ini diadakan studi banding ke salah satu sekolah binaan PT PHR yang memiliki Kegiatan Edukasi dan Pemberdayaan Ekonomi Berbasis Lingkungan di Bank Sampah Agrowisata Ibnu Al Mubarok.

Peserta Pelatihan STEM dari SMP IT Al-Kautsar dan Perwakilan Sekolah dari Kabupaten Bengkalis, Siak, Kampar dan Rohul mengunjungi Projek UMKM Binaan PT Pertamina Hulu Rokan yaitu Bank Sampah Agrowisata Ibnu Al-Mubarok yang terletak di Jalan Sri Amanah No. 29, Muara Fajar Rumbai, Kota Pekanbaru.

Bank Sampah Agrowisata Ibnu Al-Mubarok termasuk ke dalam ruang lingkup dan satu kesatuan dengan Pondok Pesantren (Ponpes) Ibnu Al-Mubarok dimana diketuai oleh Ibu Rinwiningsih. Adapun Bank Sampah Agrowisata (BSA) Ibnu Al Mubarok ini sebagai salah satu program Yayasan yaitu Enterpreneur dan Lifeskill.

Ibu Rinwiningsih beserta jajarannya menyambut hangat kedatangan dari rombongan peserta pelatihan STEM ke lingkungan sekolahnya dimana sebelumnya telah berkoordinasi dengan tim PHR dan SEAQIS.

Ibu Rinwiningsih dalam sambutannya mengatakan bahwa pendidikan yang diterapkan di sekolahnya adalah full day school dimana anak mendapatkan pendidikan ilmu pengetahuan umum, belajar agama dan tahfiz dimulai pukul 07.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB, serta mondok di pesantren untuk belajar menjadi dai cilik, tidur, sholat, istirahat dan makan hingga mengelola timbulan sampah di Ponpes.

Sampah terus bertambah setiap hari. Keinginan saya adalah bagaimana pesantren dapat mengelola sampah secara mandiri dan dapat menjadi sumber pendapatan,” Ujar Ibu Rinwiningsih

Untuk menyiasati tumpukan sampah sisa makanan anak didik, tim mengolahnya menjadi pupuk lindi. Pupuk itu dapat untuk menyiasati harga pupuk yang mahal guna memenuhi kebutuhan pupuk tanaman di pesantren. Berbagai tanaman yang sudah dikembangkan di pondok di antaranya matoa, jeruk, lemon, azola, kacang panjang, cabai, pisang, kelapa, jagung dan anggur. Selain itu pupuk lindi yang dihasilkan juga dijual dan dipasarkan ke luar.

Berbagai usaha yang telah dikembangkan pesantren khususnya dari mengolah sampah bisa mencapai kisaran Rp15-30 juta setiap bulan sehingga semakin memicu kemandirian pesantren. “Kami bekerja sama secara konsisten dalam mengolah sampah dengan melibatkan warga sekolah, warga masyarakat serta mitra dari luar sehingga mengubah sampah menjadi cuan” Imbuhnya

Ibu Rinwiningsih juga memperkenalkan kepada seluruh peserta pelatihan dan tim SEAQIS beberapa produk UMKM yang dihasilkan dari binaan Bank Sampah Agrowisata (BSA) Ibnu Al Mubarok dimana produk ini merupakan produk daur ulang dan turunan produk daur ulang diantaranya yaitu batik, scarf/syal, baju, topi ecoprint, jilbab, assesories, tas serut, tas dari bahan karung, scrunchie (ikat rambut elastis), pouch, dan beberapa produk lainnya.

Pertama, peserta pelatihan diajak ke Bank Sampah yang juga merupakan basecamp pembuatan ecobrik.

Tim Bank Sampah Ibnu Al-Mubarok memaparkan bahwasannya masyarakat sekitar kini telah memilah sampah dari rumah dan ditabung di unit Bank Sampah Agrowisata Ponpes Ibnu Al-Mubarok. Melalui bank sampah ini pendapatan warga meningkat dan ada penambahan pekerja. Selain masyarakat, anak didik juga memiliki sistem menabung sampah dan mendapatkan uang dari penjualan sampah khususnya sampah plastik di Bank Sampah ini.

Ecobrick adalah bata ramah lingkungan yang terbuat dari botol plastik yang diisi dengan sampah plastik. Ecobrick merupakan solusi untuk mengurangi sampah plastik dan memanfaatkannya menjadi sesuatu yang berguna diantaranya kursi, meja, blok bangunan, pagar dan lain sebagainya.

Selanjutnya peserta pelatihan diajak ke basecamp produksi ecoprint. Peserta pelatihan juga diberi kesempatan melihat cara pembuatan beberapa produk dengan teknik ecoprint.

Ecoprint adalah teknik cetak dengan pewarnaan kain alami yang cukup sederhana, tetapi bisa menghasilkan motif yang unik dan otentik. Prinsip pembuatannya adalah dengan menggunakan kontak langsung antara daun, bunga, batang, maupun bagian tubuh tanaman lain yang mengandung pigmen warna dengan media kain.

Adapun teknik ecoprint yang digunakan salah satunya yaitu teknik pounding atau dengan cara dipukul. Teknik pounding ini bisa dilakukan dengan cara meletakkan beberapa bunga atau daun di atas kain yang dialasi dengan plastik, kemudian setelahnya bisa langsung dipukul menggunakan palu kayu.

Peserta pelatihan juga sangat antusias mewawancarai pihak yang bertanggung jawab di bagian ecoprint ini yaitu dengan menanyakan bagaimana tahapan pembuatan ecoprint serta bahan-bahan yang digunakan.

Peserta pelatihan juga mencoba teknik founding dalam pembuatan ecoprint

Berikut ini merupakan hasil dari ecoprint yang telah dibuat:

Peserta pelatihan juga melihat Stasiun Mini Sabun Cair Isi Ulang. Terdapat rangkaian alat pemutar dalam mengaduk bahan-bahan untuk membuat sabun. Setelah sabun sudah jadi maka akan dipindahkan ke stasiun mini sabun cair isi ulang agar memudahkan dalam pengemasan ataupun mengambil sabun cair sesuai kebutuhan dengan cara memencet tombolnya.

Berikutnya peserta pelatihan diajak menuju tempat pengembangan budi daya magot.

Maggot adalah larva dari lalat Black Soldier Fly (BSF). Maggot merupakan salah satu organisme pembusuk yang dapat menguraikan sampah organik dengan cepat.

Adapun magot yang dibudi daya diperuntukkan untuk pakan ternak seperti ayam serta kotoran magot digunakan sebagai pupuk. Secara khusus pengembangan budi daya maggot, diperoleh produk magot yang telah dikemas dengan baik.

Bisnis maggot dikembangkan dengan skala yang lebih besar dalam rangka pengembangan jejaring pemanfaatan hasil produksi maggot. Pondok pesantren telah mampu menghasilkan maggot 43 kg/hari dan dijual sehingga menghasilkan pendapatan.

Selanjutnya peserta pelatihan menuju Rumah Produksi Kompos.

Pondok Pesantren Ibnu Al-Mubarak memproduksi kompos dari sampah-sampah tanaman yang ada dilingkungan sekolah/pesantren.

Selanjutnya peserta pelatihan menuju Rumah Produksi Pupuk Lindi.

Sisa-sisa makanan warga sekolah/pesantren dikumpulkan dijadikan sebagai pupuk cair.

Berdasarkan informasi dari tim produksi pupuk lindi bahwa tahapan proses pembuatannya yaitu : (1) siapkan 2 buah ember, ember yang pertama dilobangi bagian bawahnya sebagai ember penyaring atau sebagai tempat produksi sampah lindi, ember kedua diberi keran bagian sisi bawah sebagai pengumpul atau menampung hasil produksi pupuk cair lindi, lalu ember pertama dan kedua disatukan/disusun/ditumpuk (3) masukkan sampah-sampah organik berupa sisa makanan, (4) masukkan gula pasir 3 sendok seminggu 1 kali (5) tutup ember tersebut dan pastikan tidak ada lalat yang masuk (6) fermentasi selama kurang lebih sebulan (7) pupuk cair lindi dapat dipanen.

Berikut ini merupakan rangkaian ember fermentasi (komposter ember tumpuk) dalam pembuatan pupuk lindi:

Adapun hasil dari pupuk lindi yang telah jadi dikemas dalam botol dan diberi label yaitu Pupuk Cair Organik “Lindi Poniba”.

Produk Pupuk Cair Organik “Lindi Poniba” yang dihasilkan sangat luar biasa dimana pupuk yang telah jadi sama sekali tidak berbau. Pupuk cair ini berguna untuk pertanian.

Keberhasilan  tim  dalam  mengolah lindi  menjadi  pupuk  organik  cair merupakan  alternatif  untuk  memanfaatkan limbah organik agar tidak dibuang tetapi dikumpulkan ke dalam ember tumpuk sebagai komposter sehingga menghasilkan pupuk untuk menyuburkan tanaman.

Hasil produk ini menyediakan  pupuk  cair  sebagai bentuk  diversifikasi  produk  kompos  yang sudah  dilakukan,  melestarikan  lingkungan serta  meningkatkan  produksi  dan pendapatan.

Terakhir, peserta pelatihan menuju ke kolam Azola. Azolla merupakan tanaman paku yang tumbuh mengambang di air.

Budidaya azolla merupakan salah satu alternatif usaha yang menguntungkan dan ramah lingkungan. Pihak pesantren membudi dayakan Azola untuk pakan ternak ayam.

Kegiatan ini selanjutnya dapat dilihat pada link video berikut: https://smpit.yayasanal-kautsar.sch.id/video/peserta-pelatihan-dari-smp-it-al-kautsar-ikuti-kunjungan-edukasi-ke-bank-sampah-agrowisata-ponpes-ibnu-al-mubarok/

Alhamdulillah, kegiatan observasi dalam rangka mempelajari STEM Lokal konteks sebagai ide pengembangan projek P5 di sekolah berdasarkan informasi yang didapatkan di Bank Sampah Agrowisata Ibnu Al Mubarok berjalan lancar dan penuh semangat dari masing-masing peserta pelatihan.

Seluruh peserta pelatihan sudah mengantongi bekal dan ilmu yang sangat bermanfaat.

Seluruh peserta pelatihan STEM dan tim SEAQIS sangat berterimakasih kepada pihak Bank Sampah Agrowisata Ibnu Al Mubarok yang telah memberikan informasi dan edukasi sehingga dengan ini para guru dapat lebih mengembangkan ide-ide projek berbasis STEM yang akan diterapkan disekolah.

Ibu Lilik Efendi, S.Pd selaku perwakilan dari SMP IT Al-Kautsar Duri menyatakan bahwa kegiatan observasi di Bank Sampah Agrowisata Ibnu Al Mubarok ini sangat memberikan kontribusi yang besar dalam merencanakan projek P5 kedepannya. “Kegiatan ini sangat luar biasa dan Keren. Saya beri jargon andalan saya : KASI W KASI O KASI W, WOW KEREN, WOW WOW KEREN” Ujar Ibu Lilik Efendi sebagai wujud antusiasnya.