Guru Al-Kautsar dan Al-Fatih Ikuti Workshop Penyusunan Rapor Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5)

Untuk meningkatkan pemahaman pendidik YPIT Al-Kautsar dan Al-Fatih tentang Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) maka dengan ini Yayasan YPIT Al-Kautsar dan Al-Fatih mengadakan kegiatan Workshop Penyusunan Rapor Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang diikuti oleh guru SDS Al-Kautsar, SMP IT Al-Kautsar, SMA IT Al-Kautsar dan SD IT Al-Fatih.

Narasumber atau pemateri Workshop ini yaitu Bapak Drs. Andri Defrioka, M.Pd dan Bapak Yuli Herman, M.Pd. Workshop ini dilaksanakan pada hari Ahad, 18 Dzulqa’dah 1445 H/26 Mei 2024.

Adapun rangkaian Workshop dipandu oleh Ustadz Fadly Mart Gultom, S.Pd.I, M.Pd.

Bapak Hj Yulizar Uyun dalam sambutannya memberikan semangat kepada seluruh guru peserta workshop “Semangat Menambah Ilmu” ujarnya.

Bapak Yuli Herman, M.Pd dalam sambutannya menyampaikan nasihat kepada seluruh guru peserta workshop untuk meluruskan niat.

Selanjutnya Bapak Drs. Andri Defrioka, M.Pd memulai dengan sebuah pantun

Indahnya pemandangan di sumatera barat
Banyak tempat untuk berwisata
Selamat bergabung guru-guru hebat
Dalam diskusi implementasi kurikulum merdeka

Berikutnya, Bapak Drs. Andri Defrioka, M.Pd memaparkan mengenai materi Kurikulum Merdeka dan P5 melalui Zoom Meeting, sebagai berikut:

Kurikulum Merdeka

  • Kurikulum Merdeka adalah salah satu alat bantu utama untuk melakukan transformasi pendidikan dan mewujudkan sekolah yang kita cita-citakan.
  • Merdek Belajar ingin mewujudkan sekolah yang kita cita-citakan yaitu sekolah yang menumbuhkan kompetensi dan karakter semua murid untuk menjadi pelajar sepanjang hayat dengan nilai-nilai Pancasila.

Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

  • Pembelajaran lintas disiplin ilmu dalam mengamati dan memikirkan solusi terhadap permasalahan di lingkungan sekitar untuk menguatkan berbagai kompetensi dalam Profil Pelajar Pancasila.

Standar Kompetensi Lulusan Kurikulum Merdeka dan Program Pembelajaran yang Mendukung

  1. Terwujudnya Profil Pelajar Pancasila
  2. Menguatnya Literasi dan Numerasi

Dipelajari melalui

Program Intrakurikuler

  • Pembelajaran terdiferensiasi
  • Acuan pembelajaran “Capaian Pembelajaran”
  • Siswa memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi
  • Guru leluasa memilih perangkat ajar sesuai kebutuhan

Program Kokurikuler

  • Lintas mata pelajaran
  • Berorientasi pada pengembangan karakter dan kompetensi umum
  • Pembelajaran interdisipliner di luar kegiatan kelas
  • Melibatkan masyarakat
  • Muatan lokal dikembangkan sesuai dengan isu nasional dan global

Visi Transformasi Satuan Pendidikan

  • Filosofi: berpusat kepada peserta didik
  • Lingkungan belajar : aman, nyaman, menyenangkan dan inklusif
  • Budaya Sekolah : refleksi, belajar, berbagi, berkolaborasi
  • Hasil belajar murid : ada peningkatan secara berkelanjutan

Kebaruan yang paling utama dalam struktur Kurikulum Merdeka adalah pembagian intrakurikuler dan projek

Intrakurikuler

  • Berbasis mata pelajaran ataupun unit lainnya (misal, tematik, unit pembelajaran terintegrasi, atau studi kasus)
  • Ada jadwal yang relatif fixed sepanjang semester atau tahun
  • Mengacu kepada Capaian Pembelajaran
  • Disediakan buku teks pelajaran dan modul ajar
  • Disediakan panduan pengembangan alur tujuan pembelajaran dan contoh-contohnya

Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

  • Berbasis tema yang ditetapkan pemerintah, tidak berbasis mata pelajaran
  • Fleksibel, tidak ada jadwal yang kaku
  • Mengacu kepada dimensi perkembangan profil pelajar Pancasila
  • Disediakan panduan pengembangan proyek dan contoh-contoh modul proyek

PROJEK PROFIL PELAJAR PANCASILA ADALAH UNIT PEMBELAJARAN TERINTEGRASI

  • Pengetahuan dan keterampilan (kompetensi) yang dipelajari dari setiap mata pelajaran berpadu dan melebur, tidak dipisahkan lagi mana yang merupakan bagian dari mapel Agama, PPKn, Bahasa Indonesia dan sebagainya.
  • Pembelajaran Terintegrasi bukan pembelajaran Webbed atau unit pembelajaran tematik di mana mata pelajaran dirangkul atau dipadu dengan menggunakan satu tema. Pengetahuan dan keterampilan dari masing-masing mata pelajaran dapat diuraikan.
  • Kegiatan projek penguatan profil pelajar Pancasila bukan integrasi dari berbagai pelajaran, karena pelajaran (intrakurikuler) tujuan pembelajarannya mengacu pada CP, sementara projek profil langsung mengacu pada rumusan kompetensi profil pelajar Pancasila. Oleh karenanya, ketika menjadi fasilitator projek, guru-guru tidak lagi berperan sebagai guru mata pelajaran.

PERAN GURU DALAM IMPLEMENTASI P5

  • Perencana projek – Melakukan perencanaan projek, penentuan alur kegiatan, strategi pelaksanaan, dan projek
  • Fasilitator – Memfasilitasi peserta didik dalam mengerjakan projek yang sesuai dengan minatnya, dengan pilihan belajar dan produk belajar yang sesuai dengan peserta didik.
  • Pendamping-Membimbing peserta didik dalam menjalankan projek, menemukan isu yang relevan, mengarahkan peserta didik dalam merencanakan aksi yang berkelanjutan
  • Narasumber-Menyediakan informasi, pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan peserta didik dalam melaksanakan projek.
  • Supervisi dan konsultasi – Mengawasi dan mengarahkan peserta didik dalam pencapaian projek, memberikan saran dan masukan secara berkelanjutan untuk peserta didik, melakukan asesmen performa peserta didik selama projek berlangsung.
  • Moderator-Memandu dan mengantarkan peserta didik dalam diskusi.

GAMBARAN PELAKSANAAN PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA

  • Merupakan kegiatan kokurikuler berbasis projek
  • Dirancang untuk menguatkan upaya pencapaian kompetensi dan karakter sesuai dengan profil pelajar Pancasila
  • Pelaksanaanya dilakukan secara fleksibel dari segi muatan, kegiatan, dan waktu pelaksanaan
  • Dirancang terpisah dari intrakurikuler (tujuan, muatan dan kegiatan pembelajaran projek profil)
  • Satuan pendidikaan dapat melibatkan masyarakat dan/atau dunia kerja untuk merancang dan menyelenggarakan projek penguatan profil pelajar Pancasila
  • Projek adalah serangkaian kegiatan untuk mencapai sebuah tujuan tertentu dengan cara menelaah suatu tema menantang. Projek didesain agar peserta didik dapat melakukan investigasi, memecahkan masalah dan mengambil keputusan. Peserta didik bekerja dalam periode waktu yang telah dijadwalkan untuk menghasilkan produk dan/atau aksi.

ASESMEN DALAM P-5

ASESMEN DIGNOSTIK

Asesmen Diagnostik dilakukan:

  • Pada awal perencanaan projek untuk menyesuaikan pemilihan tema, profil, dan dimensi dengan karakteristik sekolah dan kebutuhan peserta didik
  • Secara Khusus asesmen diagnostik dilakukan pendidik untuk mengidentifikasi elemen dan sub-elemen yang akan dipilih serta mengidentifikasi capaian fase yang sesuai dengan kemampuan peserta didik

KESIMPULAN DIAGNOSTIK

  • Waktu Pelaksanaan: Pada awal perencanaan projek (identifikasi kesatuan pendidikan). Pada saat penentuan dimensi, elemen, dan sub-elemen, jika menggunakan modul projek sudah ada
  • Bentuk Asesmen: Rubrik, observasi, kuesioner, refleksi, esai
  • Manfaat Untuk Tim Fasilitasi Projek: Menilai kemampuan awal peserta didik. Informasi ini dipakai untuk merencanakan kegiatan projek yang efektif dan bermakna untuk peserta didik, untuk mencapai konsep learning at the right level. Menentukan subelemen yang sesuai dengan fasenya
  • Manfaat Untuk Peserta Didik: Memahami performa di awal projek

ASESMEN FORMATIF

Asesmen Formatif dilakukan guru secara berkala, berkelanjutan selama projek dengan bentuk instrumen rubrik, umpan balik (dari guru dan sesama peserta didik) baik secara lisan maupun tertulis, observasi, diskusi, presentasi, jurnal, refleksi, esai.

Kesimpulan Asesmen Formatif

  • Waktu pelaksanaan : Berkala, berkelanjutan selama projek
  • Pihak yang memberikan asesmen : Pendidik, peserta didik secara pribadi (selfassessment), peserta didik (peerassessment), mitra satuan pendidikan dalam projek (misalnya: orang tua, narasumber projek)
  • Manfaat untuk tim fasilitasi projek :
  • Mengawasi pembelajaran peserta didik selama projek
  • Memastikan perkembangan kompetensi peserta didik sesuai dengan sub-elemen Profil Pelajar Pancasila yang disasar
  • Mengecek pemahaman peserta didik mengenai isu projek
  • Manfaat untuk peserta didik :
  • Membantu peserta didik memperbaiki dan mengembangkan diri
  • Membantu peserta didik mendapatkan hasil belajar yang lebih baik dalam asesmen sumatif di akhir
  • Mengoptimalkan dampak projek

3. ASESMEN SUMATIF

  • Rubrik
  • Presentasi
  • Poster
  • Diorama
  • Produk Teknologi/Seni
  • Esai
  • Kolase
  • Drama

Bapak Drs. Andri Defrioka, M.Pd juga memberikan simulasi cara pengisian Rapor P5 dan apa-apa saja yang harus dipersiapkan dalam membuat Rapor P5.

Selanjutnya Bapak Yuli Herman, M.Pd juga memberikan penguatan terkait Kurikulum Merdeka dan strategi-strategi yang bisa diterapkan para guru dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka sekaligus dalam menghadapi tahun ajaran baru yang sudah di depan mata.

Alhamdulillah Workshop Penyusunan Rapor Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) berjalan dengan lancar dan masing-masing guru telah mengantongi bekal yang sangat bermanfaat seputar Rapor P5 khususnya.